UNIPPDU

Terbaru

Rabu, 17 Oktober 2012

Kembali berulang, masalah sistem pelayanan kesehatan di Indonesia

Ribut-ribut soal pelayanan kesehatan, menurut saya ini semua adalah cerita lama. Semua sudah tahu masalahnya (ataupun jawabannya), tetapi tidak ada perbaikan. Dari dulu begitu. Semua cuman sampai sebatas wacana.


Memang ada beberapa kemajuan, tetapi bak menggarami air laut, sangat kecil.
Tercatat, dokter tidak perlu ujian negera, tidak perlu berbakti (PTT), praktek maksimal 3 tempat, apalagi?
Tapi ini semua terlihat sangat-sangat parsial.
Karena 'penyelesaian' baru setengah-tengah, jadilah begini. Setiap ada kasus ribut. Setiap orang memunculkan ide tertentu, ribut lagi dengan tanya jawab yang hampir mirip.

Intinya sich menurut saya, kita semua (paling berat yha pemerintah....siapa lagi), harus mulai membenahi sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Asuransi Sosial, dst. dst.

Di luar negeri
Ini bukan hanya pekerjaan Depkes semata. Lihat bagaimana Singapura dan Malaysia, pelayanan kesehatan mereka jadikan industri (apa ada yang protes?). Health Tourism ini didukung penuh oleh departemen-departemen lain yang terkait seperti pariwisata, perdagangan, dll.
Contohnya agar pelayanan (orang Indonesia) di Malaysia bisa menyaingi pelayanan Singapura, pajak di-nol-kan, dst..dst. Sebaliknya, Singapura sangat gencar memasarkan pelayanan kesehatannya kepada turis-turis di pelbagai web dan bandara.

Di Indonesia
Di Indonesia, dokter & masyarakat saling gontok-gontokan. Seru.
Depkes terlihat ditinggal sendiri. Untung Menkes nggak kehilangan akal, dibuatlah acara B4M di Metro TV. Terlihat upaya -meskipun secara halus- penodongan Bu Menkes kepada pihak-pihak yang diwawancarai. Coba deh sekali-kali nonton acara 'seru' ini.
Bravo, maju terus......

Penutup
Sebagai akhir tulisan ini, saya sampaikan (untuk mengingatkan kembali) tulisan saya mengenaiIndepence Day pada tahun 1996. Inti tulisan ini, jika tidak cepat-cepat ditanggulangi maka akan terjadi wabah yang tidak seperti kita kenal. Wabah ini lebih dahsyat, karena menyentuh pihak secara keseluruhan bukan hanya perseorangan/kelompok orang.
Untunglah setelah 11 tahun (baca: sebelas tahun), wabah tersebut baru mulai dicari solusinya.
Itu artinya (analogi), wabah yang sama (pelayanan kesehatan di Indonesia), baru bisa selesai 11 tahun lain alias tahun 2007 + 11 = 2018.

Tentu kita semua bermimpi bisa lebih cepat dari itu. Bukankah semua perlu waktu dan tidak semudah membalikan telapak tangan.

Santai man, baca dulu cerita saya di bawah ini yang kalau mau mengakses langsung bisa menuju ke: http://www.mail-archive.com/dokter@itb.ac.id/msg02341.html

0 komentar:

Posting Komentar